ADIL DALAM TULISAN: Ekspresi Berirama Ekspektasi
Sahrony A. Hirto
(Founder Falajan.com)
Judul tulisan ini terkesan mematahkan momok definisi “adil” kekinian, karena adil tidak melahirkan kesetaraan atau keseimbangan yang dikuantifikasikan, adil jauh lebih luas dari makna itu. Terkadang adil menyendiri dalam diksi yang hanya bisa didefinisikan dalam subyektifitas individu dari ranah, rasa dan asa.
Adil terkesan adagium (makna sinonimnya) merekah dengan makna ekspresi, luapan, pernyataan, pepatah (baca: KBBI, sinonim adagium). Sehingga adil lahir dari luapan emosi, bahkan ekspresi akan situasi kemarin, kini, dan nanti. Kemarin, adil adalah sebuah pengharapan, kemudian kini dijadikan pecutan untuk mengubah akan sesuatu yang disangkakan sehingga terpumpun harap akan nanti berhadapan dengan ekspektasi. Bahkan Tokoh sekaliber Pramoedya meluapkan kalimat “Adil Sejak dalam Pikiran”. Kalimat ini tidak bisa kita landaskan sebatas alasan berpihak karena subjektivitas ini akan menghalangi ekspresi baik tutur atau laku. Tentu sepenggal kalimat tersebut memiliki isyarat rasa dan asa karena fenomena yang mengakibatkan diksi memiliki lekuk untuk diekspresikan, walaupun penulis seringkali dimatikan oleh makna pembaca.
Berangkat dari luapan Pramoedya, sekelompok haru dan deru (kelompok yang sering bercengkerama di teras rumah (fala) di Jan) yang berkumpul untuk menampung ekspresi lewat kata-kata, mulai bertaruh atas ekspektasi, karena ekspektasi sendiri dalam definisi Riggio (1990), “expectancy is the perceived relationship between the individual’s effort and performance of the behavior”. Ekspektasi ini menjadi hubungan yang dirasakan oleh seorang individu antara usaha dan kenyataan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Ekspektasi akan dianggap sebagai perkiraan dari seorang individu kepada individu lain maupun kelompok (dan sebaliknya), sehingga akan memberikan dampak positif terhadap individu itu sendiri.
Pikiran merupakan kemampuan yang memungkinkan kesadaran, presepsi dan penilaian. Selain itu, pikiran adalah gagasan dan proses mental sebagaimana KBBI mendefinisikan pikiran melalui kata dasar pikir yang berarti akal budi, atau ingatan, sedangkan pikiran merupakan hasil berpikir (memikirkan). Lain halnya yang disampaikan oleh Garrison dan Handley (2017) dalam jurnal Frontiers in Psychology yang berjudul Not Marely Experiential: Unconscious Thought Can Be Rational mengatakan bahwa berpikir dan pemikiran dipahami dalam arti sangat luas, yang mana mengacu pada segala bentuk proses mental, sadar atau tidak sadar.
Pendefinisian ini memberikan ruang kepada kita untuk memaknai ungkapan “adil sejak dalam pikiran”, karena merupakan proses akal budi yang didasari mental dalam nalar sadar atau tidak sadar. Sekelumit definisi adil, pikiran tidak serumit definisi “tulisan” karena bisa kita artikan sebagai goresan, tentu tidak sesederhana “garis tangan” atau “goresan tinta” karena memiliki pelambangan yang memiliki makna serta penciptaan karya, seraya berteguh pada jati diri bahkan pengalaman.
Falajan.com dimaksudkan sebagai ekspresi yang bertaruh terus menerus atas ekpektasi individu-individu di dalamnya. Harapan yang meluap-luap untuk membingkai diksi, mendefinisikan aksi dengan segala asa maupun rasa; bahwa fenomena kekinian kian penuh polarisasi dan tendensi. Semoga kita tidak secara seragam menjustifikasi adil dalam tulisan sebagai sebuah cita-cita, karena kita membatasinya sebatas berani mengungkapkan rasa melalui sulaman diksi menjadi kalimat berlanjut paragraf yang penuh makna, hingga bermuara pada asa laku dan budi.
Kini adil dalam tulisan menjadi ekspresi atau tagline, lebih karena dilabeli strategi pemasaran, mengingat ini sebuah media komunitas yang mengusung asa semangat literasi. Tentu jalan ini tidaklah mudah karena gelombang konsistensi dan terpaan komitmen menjadi taruhan akan ekspresi, apakah sebatas haru atas situasi ataukah ekspresi atas laku. Falajan.com telah mengkayuh perahu media dengan layar literasi di luasan lautan maya (media online).
Falajan.com terlahir dari obrolan kopi teras rumah, berkembang dan memulai debutnya pada paruh minggu kedua bulan maret tahun 2020, setelah berjibaku dengan momentum Ternate Book Festival, mereka juga menggagas ide gila menggelar acara menghadirkan puluhan ribu judul buku dengan dasar keterbatasan akses terhadap buku. Konon kegiatan tersebut kini mulai diceritakan ulang.
Belajar dari kefakuman pada masa corona, Falajan.com juga mengalami masa surut karena semangat komunitas selalu menyisahkan cerita keterbatasan. Kini 2024 Falajan.com kembali hadir pada layar maya dengan pilihan dan keterbaruan sudut pandang sehingga kami bubuhi kalimat “Adil dalam Tulisan” bermakna dan ber-nash kalimat sang maestro Pramoedya. Semoga ekspresi ini mengasah laku hinga ekspektasi menjadi sesuatu kedepan. Selamat membaca dan terjebak dalam hubungan kekitaan lewat kumpulan diksi yang kami sajikan dengan harap dapat bermanfaat.